Saturday, 15 January 2011

Surat Cinta Hari Kedua - Teruntuk Kutub Selatan

Hai, kehidupan masa laluku! Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku pernah sakit hati sangat parah dan sangat lama karenamu. Meski begitu, tak pernah terbesit pikiran untuk mendendam. Karena berkat kamu, aku temukan penggantimu. Karena itu, terima kasih kutub selatanku :)

Aku tidak ingat persis sejak kapan aku berhenti menganggapmu teman. Tapi aku selalu nyaman saat bersamamu. Bahkan saat aku menyadari bahwa aku tidak pernah ada di hati dan pikiranmu, aku tetap ingin berada di dekatmu. Bahkan saat aku menyadari kebodohanku, aku masih ingin mengubahmu menjadi lebih baik

Kamu membuatku sukarela berbagi waktu dan makanan. Kamu membuatku mengenali sisi lain diriku. Kamu mengenalkanku pada dunia yang berbeda. Kamu mengenalkanku pada dirimu.

Ketika kamu memutuskan untuk menjalani kehidupanmu sendirian, banyak hal yang kurasakan. Sedih, yang pertama. Kecewa, itu susulan. Kosong, karena hampir 24 jam hidupku dipenuhi oleh namamu. Bahkan, mama sering mempertanyakan kondisimu. Khawatir, karena aku terbiasa menjadi pengingatmu.

Ketika melihat dirimu sekarang, aku semakin sedih. Melihat betapa fokusnya aku pada kehidupanku, melihat betapa kurusnya dirimu. Aku semakin khawatir, dan pikiranku mulai dibayangi kata seandainya. “Seandainya jarak kita tak sejauh kutub utara ke kutub selatan”. Tapi aku sadar bahwa jalan hidup kita sudah berbeda terlalu jauh. Mungkin ini adalah jalan yang Allah berikan untukku.

Melupakanmu bukan hal yang mudah. Mungkin karena aku terlalu dalam mengetahui kehidupanmu. Mungkin karena aku terlalu lama mengenalmu. Mungkin, mungkin, mungkin….

Tapi terima kasih, teman terbaikku. Karena perpisahan kita, aku mengenal diriku lebih dalam. Aku mengetahui dunia lebih luas. Aku bertemu orang-orang baru, hampir semua berlaku baik padaku. Semua itu aku dapat karena aku pernah mengenalmu. Karena itu, aku tidak pernah membencimu. Sakit hati yang membuatku sangat rapuh rupanya bukan alasan. Bukan juga karena tak mampu untuk  membenci. Semua itu karena kamu telah memberi banyak hal baik dalam kehidupanku, bahkan setelah kita berpisah.

Aku mendoakan segala kebaikan untuk dirimu, kehidupanmu, dan  orang-orang yang kau sayangi yang sempat kau kenalkan padaku. Mereka semua tetap ada dalam ingatanku, dan aku menghormati mereka semua. Sampaikan maafku pada mereka karena aku tidak pernah lagi menghubungi mereka.

Untuk kutub selatanku, aku selalu berharap kamu mengenalkan dirimu pada orang-orang yang kau sayangi seperti kamu mengenalkan dirimu padaku. Aku tahu kalau kamu tidak pernah berbohong pada mereka, tapi kamu pun menyembunyikan bagian dirimu yang lain. Suatu saat ketika kamu mengenalkan dirimu pada orang-orang yang kau sayangi, aku yakin mereka akan tetap menerima dan menyayangimu. Karena apapun kamu, tidak akan mengubah perasaan mereka terhadapmu. Kamu adalah kamu.

Aku berharap suatu hari aku melihatmu dalam kondisi yang lebih baik, sahabatku

0 comments:

Post a Comment

Saturday, 15 January 2011

Surat Cinta Hari Kedua - Teruntuk Kutub Selatan


Hai, kehidupan masa laluku! Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku pernah sakit hati sangat parah dan sangat lama karenamu. Meski begitu, tak pernah terbesit pikiran untuk mendendam. Karena berkat kamu, aku temukan penggantimu. Karena itu, terima kasih kutub selatanku :)

Aku tidak ingat persis sejak kapan aku berhenti menganggapmu teman. Tapi aku selalu nyaman saat bersamamu. Bahkan saat aku menyadari bahwa aku tidak pernah ada di hati dan pikiranmu, aku tetap ingin berada di dekatmu. Bahkan saat aku menyadari kebodohanku, aku masih ingin mengubahmu menjadi lebih baik

Kamu membuatku sukarela berbagi waktu dan makanan. Kamu membuatku mengenali sisi lain diriku. Kamu mengenalkanku pada dunia yang berbeda. Kamu mengenalkanku pada dirimu.

Ketika kamu memutuskan untuk menjalani kehidupanmu sendirian, banyak hal yang kurasakan. Sedih, yang pertama. Kecewa, itu susulan. Kosong, karena hampir 24 jam hidupku dipenuhi oleh namamu. Bahkan, mama sering mempertanyakan kondisimu. Khawatir, karena aku terbiasa menjadi pengingatmu.

Ketika melihat dirimu sekarang, aku semakin sedih. Melihat betapa fokusnya aku pada kehidupanku, melihat betapa kurusnya dirimu. Aku semakin khawatir, dan pikiranku mulai dibayangi kata seandainya. “Seandainya jarak kita tak sejauh kutub utara ke kutub selatan”. Tapi aku sadar bahwa jalan hidup kita sudah berbeda terlalu jauh. Mungkin ini adalah jalan yang Allah berikan untukku.

Melupakanmu bukan hal yang mudah. Mungkin karena aku terlalu dalam mengetahui kehidupanmu. Mungkin karena aku terlalu lama mengenalmu. Mungkin, mungkin, mungkin….

Tapi terima kasih, teman terbaikku. Karena perpisahan kita, aku mengenal diriku lebih dalam. Aku mengetahui dunia lebih luas. Aku bertemu orang-orang baru, hampir semua berlaku baik padaku. Semua itu aku dapat karena aku pernah mengenalmu. Karena itu, aku tidak pernah membencimu. Sakit hati yang membuatku sangat rapuh rupanya bukan alasan. Bukan juga karena tak mampu untuk  membenci. Semua itu karena kamu telah memberi banyak hal baik dalam kehidupanku, bahkan setelah kita berpisah.

Aku mendoakan segala kebaikan untuk dirimu, kehidupanmu, dan  orang-orang yang kau sayangi yang sempat kau kenalkan padaku. Mereka semua tetap ada dalam ingatanku, dan aku menghormati mereka semua. Sampaikan maafku pada mereka karena aku tidak pernah lagi menghubungi mereka.

Untuk kutub selatanku, aku selalu berharap kamu mengenalkan dirimu pada orang-orang yang kau sayangi seperti kamu mengenalkan dirimu padaku. Aku tahu kalau kamu tidak pernah berbohong pada mereka, tapi kamu pun menyembunyikan bagian dirimu yang lain. Suatu saat ketika kamu mengenalkan dirimu pada orang-orang yang kau sayangi, aku yakin mereka akan tetap menerima dan menyayangimu. Karena apapun kamu, tidak akan mengubah perasaan mereka terhadapmu. Kamu adalah kamu.

Aku berharap suatu hari aku melihatmu dalam kondisi yang lebih baik, sahabatku

0 comments on "Surat Cinta Hari Kedua - Teruntuk Kutub Selatan"

Post a Comment