Pada saat ini sistem perekonomian global menganut sistem floating rate dimana nilai tukar mata uang masing-masing negara tergantung pada mekanisme pasar. Oleh karenanya peranan pemerintah sangat krusial dibidang moneter dalam rangka mempertahankan kekuatan mata uangnya di pasar global melalui berbagai kebijakan yang dibuat. Fenomena-fenomena ekonomi yang terjadi baik didalam maupun diluar negeri turut mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara sehingga pemerintah negara harus benar-benar mempertimbangkan kebijakan yang dibuat, terutama yang berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan.
Dalam kaitannya dengan bisnis, sistem floating rate merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan fleksibilitas dalam sistem ini menuntut para pelaku untuk menentukan strategi bisnis agar dapat bertahan dari persaingan baik dari sesama perusahaan domestik maupun dari perusahaan asing. Akan tetapi perubahan nilai mata uang dimana merupakan fleksibilitas mekanisme pasar pun masih dapat dikendalikan oleh pemerintah. Sehingga secara tidak langsung kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kekuatan perusahaan.
Pada kondisi yang normal, perekonomian suatu negara dipandang kuat bila nilai mata uangnya stabil terhadap pasar global, sehingga tercipta kondisi optimis terhadap peningkatan nilai ekspor barang dan jasa serta penurunan nilai impor. Namun pada kenyataannya nilai mata uang suatu negara selalu mengalami fluktuasi sehingga ketika nilai tukar mata uang tersebut turun maka yang terjadi nilai ekspor menurun sedangkan nilai impor meningkat. Hal ini tentu sangat merugikan baik dari segi pelaku bisnis maupun dari sudut pandang negara asal.
Fluktuasi nilai mata uang suatu negara memiliki resiko yang cukup besar untuk menimbulkan serta mempertinggi tingkat inflasi dikarenakan tidak hanya faktor internal yang mempengaruhi perubahan nilai mata uang tetapi juga kondisi eksternal negara tersebut, terutama apabila negara terebut aktif dalam kegiatan perdagangan lintas negara. Sehingga setiap perubahan yang terjadi di negara lain ikut mempengaruhi potensi ekonominya yang kemudian mempengaruhi kondisi perekonomian negara-negara yang berkaitan dengan nergara tersebut. Apabila terjadi inflasi di negara lain maka negara tersebut pun juga ikut terkena pengaruh. Kekuatan nilai jual mata uang tersebut dapat diprediksi, sebab meskipun mekanisme pasar selalu berubah-ubah akan tetapi terdapat kecenderungan dalam pasar dimana dapat dijadikan landasan dalam menentukan potensi mata uang tersebut. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki perekonomian negara adalah dengan melakukan devaluasi, dimana pemerintah dengan sengaja menurunkan nilai mata uang negaranya. Harapannya adalah dengan menurunnya nilai mata uang maka perusahaan-perusahaan terpacu untuk meningkatkan komoditas ekspor mereka. Dengan demikian negara dapat mendapat pemasukan dari kegiatan ekspor impor. Namun kebijakan ini memiliki potensi memperburuk kondisi ekonomi dalam negeri yang disebabkan harga jual produk di pasar domestik cenderung meningkat sehingga daya beli masyarakat cenderung turun.
Akan tetapi kebijakan devaluasi tersebut membuka peluang bagi perusahaan domestik dalam rangka memperkuat posisinya di pasar global. Hal tersebut disebabkan perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan mempertimbangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Seperti misalnya pada perusahaan Dell Computer yang diproduksi di Malaysia. Dell Computer mendapatkan seluruh sumber daya yang dibutuhkan dari dalam negeri. Baik dari buruh, tenaga kerja, hingga suplai bahan dasar pembuatan produk didapat dari dalam negeri. Jikalau mendapatkan sumber daya dari luar negeri maka Dell Computer membayarnya dengan Ringgit Malaysia. Dengan kata lain Dell Computer menentukan sumber daya yang mereka butuhkan berdasarkan standar harga lokal. Akan tetapi Dell Computer menjual produk mereka dengan menggunakan standar internasional yakni menggunakan Dollar Amerika Serikat. Oleh sebab itu pada saat Krisis Asia melanda Malaysia pada akhir tahun 1990an, Dell Computer justru mengalami keuntungan besar. Hal tersebut dikarenakan Dell Computer memperoleh pendapatan dari mata uang yang nilainya selalu meningkat sedangkan pengeluaran perusahaan bersandar pada standar mata uang yang nilainya terus mengalami penurunan (anonim. pp.274).
Potensi suatu perusahaan terhadap pasar global salah satunya dapat dilihat dari dominasi produk perusahaan tersebut. Sebab didalam pasar internasional kualitas dan kuantitas merupakan faktor pendorong dalam meningkatkan posisi perusahaan di perdagangan internasional. Sedangkan faktor utamanya adalah brand image dari produk perusahaan tersebut (Thompson, Henry. pp.358). Dalam contoh Dell Computer, mereka memanfaatkan kondisi pasar domestik yang lesu akibat kondisi mata uang domestik yang mengalami penurunan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Sehingga ketika perusahaan lain mengalami penurunan pendapatan dikarenakan nilai mata uang lokal negara tersebut mengalami devaluasi maka justru sebaliknya yang terjadi pada Dell Computer. Strategi yang diterapkan Dell Computer pada dasarnya tetap dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka, sebab bagaimanapun nilai tukar Ringgit Malaysia lebih rendah jika dibandingkan dengan Dollar Amerika Serikat. Sehingga pada kondisi ekonomi yang stabil pun strategi bisnis Dell Computer tetap dapat mendatangkan keuntungan maksimal tanpa adanya penurunan nilai mata uang.
Dengan pemasukan keuntungan yang optimal produk-produk Dell Computer memiliki peluang untuk mendominasi pasar internasional (ibid. pp.224). Karena ketika perusahaan mendapatkan keuntungan besar maka langkah pertama yang dilakukan selain mengalokasikan dalam bentuk investasi surat berharga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perusahaan tersebut. Dengan menggunakan standar harga jual internasional, kedepannya Dell Computer juga menggunakan standar internasional terhadap kinerja perusahaan dan kualitas produksi mereka.
Setelah meningkatkan kualitas produk mereka serta menambah produksi penjualan, Dell Computer menciptakan image produk mereka sebagai produk internasional meskipun diproduksi di Asia. Media massa berperan penting terhadap pembentukan brand image, dan hal inilah yang sudah dimanfaatkan sejak awal oleh Dell Computer. Dell Computer sudah sejak awal menghapus image produk lokal dengan menggunakan Dollar Amerika Serikat sebagai standar penjualan produk mereka sehingga tidak sulit bagi mereka untuk membentuk image produk internasional. Dengan demikian meski Dell Computer diproduksi di Asia namun memiliki standar internasional.
Sources:
Anonim. International Monetary System.
Thompson, Henry. 2006. International Economics: Global Markets and Competition. 2nd Edition. Singapore: World Scientific Publishing Co.
Thursday, 11 March 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Thursday, 11 March 2010
Pengaruh Kebijakan Moneter Pemerintah Terhadap Kekuatan Perusahaan Domestik Di Pasar Global
Pada saat ini sistem perekonomian global menganut sistem floating rate dimana nilai tukar mata uang masing-masing negara tergantung pada mekanisme pasar. Oleh karenanya peranan pemerintah sangat krusial dibidang moneter dalam rangka mempertahankan kekuatan mata uangnya di pasar global melalui berbagai kebijakan yang dibuat. Fenomena-fenomena ekonomi yang terjadi baik didalam maupun diluar negeri turut mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara sehingga pemerintah negara harus benar-benar mempertimbangkan kebijakan yang dibuat, terutama yang berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan.
Dalam kaitannya dengan bisnis, sistem floating rate merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan fleksibilitas dalam sistem ini menuntut para pelaku untuk menentukan strategi bisnis agar dapat bertahan dari persaingan baik dari sesama perusahaan domestik maupun dari perusahaan asing. Akan tetapi perubahan nilai mata uang dimana merupakan fleksibilitas mekanisme pasar pun masih dapat dikendalikan oleh pemerintah. Sehingga secara tidak langsung kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kekuatan perusahaan.
Pada kondisi yang normal, perekonomian suatu negara dipandang kuat bila nilai mata uangnya stabil terhadap pasar global, sehingga tercipta kondisi optimis terhadap peningkatan nilai ekspor barang dan jasa serta penurunan nilai impor. Namun pada kenyataannya nilai mata uang suatu negara selalu mengalami fluktuasi sehingga ketika nilai tukar mata uang tersebut turun maka yang terjadi nilai ekspor menurun sedangkan nilai impor meningkat. Hal ini tentu sangat merugikan baik dari segi pelaku bisnis maupun dari sudut pandang negara asal.
Fluktuasi nilai mata uang suatu negara memiliki resiko yang cukup besar untuk menimbulkan serta mempertinggi tingkat inflasi dikarenakan tidak hanya faktor internal yang mempengaruhi perubahan nilai mata uang tetapi juga kondisi eksternal negara tersebut, terutama apabila negara terebut aktif dalam kegiatan perdagangan lintas negara. Sehingga setiap perubahan yang terjadi di negara lain ikut mempengaruhi potensi ekonominya yang kemudian mempengaruhi kondisi perekonomian negara-negara yang berkaitan dengan nergara tersebut. Apabila terjadi inflasi di negara lain maka negara tersebut pun juga ikut terkena pengaruh. Kekuatan nilai jual mata uang tersebut dapat diprediksi, sebab meskipun mekanisme pasar selalu berubah-ubah akan tetapi terdapat kecenderungan dalam pasar dimana dapat dijadikan landasan dalam menentukan potensi mata uang tersebut. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki perekonomian negara adalah dengan melakukan devaluasi, dimana pemerintah dengan sengaja menurunkan nilai mata uang negaranya. Harapannya adalah dengan menurunnya nilai mata uang maka perusahaan-perusahaan terpacu untuk meningkatkan komoditas ekspor mereka. Dengan demikian negara dapat mendapat pemasukan dari kegiatan ekspor impor. Namun kebijakan ini memiliki potensi memperburuk kondisi ekonomi dalam negeri yang disebabkan harga jual produk di pasar domestik cenderung meningkat sehingga daya beli masyarakat cenderung turun.
Akan tetapi kebijakan devaluasi tersebut membuka peluang bagi perusahaan domestik dalam rangka memperkuat posisinya di pasar global. Hal tersebut disebabkan perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan mempertimbangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Seperti misalnya pada perusahaan Dell Computer yang diproduksi di Malaysia. Dell Computer mendapatkan seluruh sumber daya yang dibutuhkan dari dalam negeri. Baik dari buruh, tenaga kerja, hingga suplai bahan dasar pembuatan produk didapat dari dalam negeri. Jikalau mendapatkan sumber daya dari luar negeri maka Dell Computer membayarnya dengan Ringgit Malaysia. Dengan kata lain Dell Computer menentukan sumber daya yang mereka butuhkan berdasarkan standar harga lokal. Akan tetapi Dell Computer menjual produk mereka dengan menggunakan standar internasional yakni menggunakan Dollar Amerika Serikat. Oleh sebab itu pada saat Krisis Asia melanda Malaysia pada akhir tahun 1990an, Dell Computer justru mengalami keuntungan besar. Hal tersebut dikarenakan Dell Computer memperoleh pendapatan dari mata uang yang nilainya selalu meningkat sedangkan pengeluaran perusahaan bersandar pada standar mata uang yang nilainya terus mengalami penurunan (anonim. pp.274).
Potensi suatu perusahaan terhadap pasar global salah satunya dapat dilihat dari dominasi produk perusahaan tersebut. Sebab didalam pasar internasional kualitas dan kuantitas merupakan faktor pendorong dalam meningkatkan posisi perusahaan di perdagangan internasional. Sedangkan faktor utamanya adalah brand image dari produk perusahaan tersebut (Thompson, Henry. pp.358). Dalam contoh Dell Computer, mereka memanfaatkan kondisi pasar domestik yang lesu akibat kondisi mata uang domestik yang mengalami penurunan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Sehingga ketika perusahaan lain mengalami penurunan pendapatan dikarenakan nilai mata uang lokal negara tersebut mengalami devaluasi maka justru sebaliknya yang terjadi pada Dell Computer. Strategi yang diterapkan Dell Computer pada dasarnya tetap dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka, sebab bagaimanapun nilai tukar Ringgit Malaysia lebih rendah jika dibandingkan dengan Dollar Amerika Serikat. Sehingga pada kondisi ekonomi yang stabil pun strategi bisnis Dell Computer tetap dapat mendatangkan keuntungan maksimal tanpa adanya penurunan nilai mata uang.
Dengan pemasukan keuntungan yang optimal produk-produk Dell Computer memiliki peluang untuk mendominasi pasar internasional (ibid. pp.224). Karena ketika perusahaan mendapatkan keuntungan besar maka langkah pertama yang dilakukan selain mengalokasikan dalam bentuk investasi surat berharga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perusahaan tersebut. Dengan menggunakan standar harga jual internasional, kedepannya Dell Computer juga menggunakan standar internasional terhadap kinerja perusahaan dan kualitas produksi mereka.
Setelah meningkatkan kualitas produk mereka serta menambah produksi penjualan, Dell Computer menciptakan image produk mereka sebagai produk internasional meskipun diproduksi di Asia. Media massa berperan penting terhadap pembentukan brand image, dan hal inilah yang sudah dimanfaatkan sejak awal oleh Dell Computer. Dell Computer sudah sejak awal menghapus image produk lokal dengan menggunakan Dollar Amerika Serikat sebagai standar penjualan produk mereka sehingga tidak sulit bagi mereka untuk membentuk image produk internasional. Dengan demikian meski Dell Computer diproduksi di Asia namun memiliki standar internasional.
Sources:
Anonim. International Monetary System.
Thompson, Henry. 2006. International Economics: Global Markets and Competition. 2nd Edition. Singapore: World Scientific Publishing Co.
Dalam kaitannya dengan bisnis, sistem floating rate merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan fleksibilitas dalam sistem ini menuntut para pelaku untuk menentukan strategi bisnis agar dapat bertahan dari persaingan baik dari sesama perusahaan domestik maupun dari perusahaan asing. Akan tetapi perubahan nilai mata uang dimana merupakan fleksibilitas mekanisme pasar pun masih dapat dikendalikan oleh pemerintah. Sehingga secara tidak langsung kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kekuatan perusahaan.
Pada kondisi yang normal, perekonomian suatu negara dipandang kuat bila nilai mata uangnya stabil terhadap pasar global, sehingga tercipta kondisi optimis terhadap peningkatan nilai ekspor barang dan jasa serta penurunan nilai impor. Namun pada kenyataannya nilai mata uang suatu negara selalu mengalami fluktuasi sehingga ketika nilai tukar mata uang tersebut turun maka yang terjadi nilai ekspor menurun sedangkan nilai impor meningkat. Hal ini tentu sangat merugikan baik dari segi pelaku bisnis maupun dari sudut pandang negara asal.
Fluktuasi nilai mata uang suatu negara memiliki resiko yang cukup besar untuk menimbulkan serta mempertinggi tingkat inflasi dikarenakan tidak hanya faktor internal yang mempengaruhi perubahan nilai mata uang tetapi juga kondisi eksternal negara tersebut, terutama apabila negara terebut aktif dalam kegiatan perdagangan lintas negara. Sehingga setiap perubahan yang terjadi di negara lain ikut mempengaruhi potensi ekonominya yang kemudian mempengaruhi kondisi perekonomian negara-negara yang berkaitan dengan nergara tersebut. Apabila terjadi inflasi di negara lain maka negara tersebut pun juga ikut terkena pengaruh. Kekuatan nilai jual mata uang tersebut dapat diprediksi, sebab meskipun mekanisme pasar selalu berubah-ubah akan tetapi terdapat kecenderungan dalam pasar dimana dapat dijadikan landasan dalam menentukan potensi mata uang tersebut. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki perekonomian negara adalah dengan melakukan devaluasi, dimana pemerintah dengan sengaja menurunkan nilai mata uang negaranya. Harapannya adalah dengan menurunnya nilai mata uang maka perusahaan-perusahaan terpacu untuk meningkatkan komoditas ekspor mereka. Dengan demikian negara dapat mendapat pemasukan dari kegiatan ekspor impor. Namun kebijakan ini memiliki potensi memperburuk kondisi ekonomi dalam negeri yang disebabkan harga jual produk di pasar domestik cenderung meningkat sehingga daya beli masyarakat cenderung turun.
Akan tetapi kebijakan devaluasi tersebut membuka peluang bagi perusahaan domestik dalam rangka memperkuat posisinya di pasar global. Hal tersebut disebabkan perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan mempertimbangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Seperti misalnya pada perusahaan Dell Computer yang diproduksi di Malaysia. Dell Computer mendapatkan seluruh sumber daya yang dibutuhkan dari dalam negeri. Baik dari buruh, tenaga kerja, hingga suplai bahan dasar pembuatan produk didapat dari dalam negeri. Jikalau mendapatkan sumber daya dari luar negeri maka Dell Computer membayarnya dengan Ringgit Malaysia. Dengan kata lain Dell Computer menentukan sumber daya yang mereka butuhkan berdasarkan standar harga lokal. Akan tetapi Dell Computer menjual produk mereka dengan menggunakan standar internasional yakni menggunakan Dollar Amerika Serikat. Oleh sebab itu pada saat Krisis Asia melanda Malaysia pada akhir tahun 1990an, Dell Computer justru mengalami keuntungan besar. Hal tersebut dikarenakan Dell Computer memperoleh pendapatan dari mata uang yang nilainya selalu meningkat sedangkan pengeluaran perusahaan bersandar pada standar mata uang yang nilainya terus mengalami penurunan (anonim. pp.274).
Potensi suatu perusahaan terhadap pasar global salah satunya dapat dilihat dari dominasi produk perusahaan tersebut. Sebab didalam pasar internasional kualitas dan kuantitas merupakan faktor pendorong dalam meningkatkan posisi perusahaan di perdagangan internasional. Sedangkan faktor utamanya adalah brand image dari produk perusahaan tersebut (Thompson, Henry. pp.358). Dalam contoh Dell Computer, mereka memanfaatkan kondisi pasar domestik yang lesu akibat kondisi mata uang domestik yang mengalami penurunan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Sehingga ketika perusahaan lain mengalami penurunan pendapatan dikarenakan nilai mata uang lokal negara tersebut mengalami devaluasi maka justru sebaliknya yang terjadi pada Dell Computer. Strategi yang diterapkan Dell Computer pada dasarnya tetap dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka, sebab bagaimanapun nilai tukar Ringgit Malaysia lebih rendah jika dibandingkan dengan Dollar Amerika Serikat. Sehingga pada kondisi ekonomi yang stabil pun strategi bisnis Dell Computer tetap dapat mendatangkan keuntungan maksimal tanpa adanya penurunan nilai mata uang.
Dengan pemasukan keuntungan yang optimal produk-produk Dell Computer memiliki peluang untuk mendominasi pasar internasional (ibid. pp.224). Karena ketika perusahaan mendapatkan keuntungan besar maka langkah pertama yang dilakukan selain mengalokasikan dalam bentuk investasi surat berharga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perusahaan tersebut. Dengan menggunakan standar harga jual internasional, kedepannya Dell Computer juga menggunakan standar internasional terhadap kinerja perusahaan dan kualitas produksi mereka.
Setelah meningkatkan kualitas produk mereka serta menambah produksi penjualan, Dell Computer menciptakan image produk mereka sebagai produk internasional meskipun diproduksi di Asia. Media massa berperan penting terhadap pembentukan brand image, dan hal inilah yang sudah dimanfaatkan sejak awal oleh Dell Computer. Dell Computer sudah sejak awal menghapus image produk lokal dengan menggunakan Dollar Amerika Serikat sebagai standar penjualan produk mereka sehingga tidak sulit bagi mereka untuk membentuk image produk internasional. Dengan demikian meski Dell Computer diproduksi di Asia namun memiliki standar internasional.
Sources:
Anonim. International Monetary System.
Thompson, Henry. 2006. International Economics: Global Markets and Competition. 2nd Edition. Singapore: World Scientific Publishing Co.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment